yah.. sobat koplak gue lagi mengerjakan tugas atopun membaca-baca untuk menambah ilmu. ya monggo bisa disimak dgn baik :
Surah yang lalu (Alam Nasyrah), mengandung uraian tentang Rasulullah
Muhammad SAW, yang telah dianugerahi sekian banyak keistimewaan oleh
Allah swt., antara lain kelapangan dada, keringanan beban,
keharuman
nama, dan lain-lain.
Keistimewaan-keistimewaan tersebut menjadikan
beliau manusia sempurna (insan kamil). Dalam surah at-Tin ini,
diuraikan tentang jenis manusia dengan potensi baik dan buruknya, dan
bahwa bila mereka ingin mengembangkan potensi baiknya, maka wajar bila
mereka menjadikan Nabi Muhammad saw,-yang merupakan insan kamil (manusia semprna) itu-sebagai suri tauladan.
Surah ini dimulai dengan sumpah Allah menyangkut empat hal:
1. At-Tin, yakni pohon/buah Tin atau tempat tumbuhnya, atau tempat seorang nabi menerima wahyu Ilahi[1].
2. Az-zaitun, yakni pohon/buah zaitun, atau tempat tumbuhnya, atau tempat Nabi Isa as. menerima wahyu[1].
3.Bukit Sinai dimana Nabi Musa as. memperoleh wahyu Ilahi [2].
4. Kota Mekkah yang dilukiskan sebagai tempat yang aman di mana Nabi Muhammad saw. pertama kali menerima wahyu [3].
Demi keempat hal diatas, Allah menegaskan bahwa : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”[4].
TAFSIR AYAT dari surah at Tin
1. Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu Tin
dan Zaitun, karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat. Dan juga
karena keduanya berada di tanah Syam, tempat kenabian Isa ibn Maryam AS
2. Dan Allah SWT bersumpah dengan bukit Sinai (tempatnya di Mesir), tempat kenabian Musa AS
3. Kemudian Allah bersumpah dengan Makkah Al-Mukarramah tempat
kenabian Muhammad SAW yang telah dijadikannya sebagai tempat yang aman
dan dijamin aman pula orang yang berada di dalamnya. Allah SWT telah
bersumpah dengan tiga tempat suci itu yang telah Dia pilih dan Dia
munculkan darinya sebaik-baik dan semulia-mulia kenabian
4. Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna,
anggota badannya serasi dan tegak, tidak kehilangan sesuatu yang
dibutuhkannya baik lahir maupun batin
5. Meskipun terdapat nikmat-nikmat yang besar itu, yang seharusnya
wajib disyukuri, tapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka
justru sibuk dengan permainan, mereka lebih memilih hal-hal yang tidak
berguna dan akhlak yang rendah. Maka kelak di akhirat, Allah SWT akan
mengembalikan mereka ke dasar neraka, tempat orang-orang bermaksiat yang
membangkang kepada Rabb mereka
6. Kecuali orang yang telah Allah berikan kepadanya anugerah iman,
amal shalih dan akhlak yang mulia. Maka dengan itu mereka akan mendapat
tempat yang tinggi di surga dan pahala yang tiada putus-putusnya. Yang
ada adalah kelezatan yang melimpah, kesenangan yang tak henti-henti dan
kenikmatan terus bertambah, untuk selama-lamanya. Buahnya tak ada
henti-hentinya, demikian pula dengan naungannya
7. Lalu Allah SWT menutup surat ini dengan melontarkan sebuah
pertanyaan kepada hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang
menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan atas semua amal perbuatan?
Sedangkan kamu telah melihat banyak tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang
dapat memberimu keyakinan dan nikmat-nikmat Allah yang menuntut kamu
untuk tidak ingkar terhadap setiap sesuatu yang Dia kabarkan kepadamu
8. Bukankah Allah SWT adalah Hakim yang paling adil yang memberikan
keputusan di antara hamba-hamba-Nya? Dia tidak menzhalimi mereka dan
tidak berbuat curang. Apakah pantas Kemahabijaksanaan-Nya lalu berarti
membiarkan mereka sia-sia begitu saja; tidak diperintahkan dan dilarang
serta tidak diberi pahala dan tidak disiksa? Atau bahwa Dzat yang telah
menciptakan manusia jenjang demi jenjang, melimpahkan bagi mereka nikmat
dan kebaikan yang terhingga dan mendidik mereka dengan sebaik-bainya,
harus mengembalikan mereka ke suatu tempat yang menjadi tempat menetap
mereka, yang kepadanya mereka menuju?
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 1-4
1.
Dengan bersumpah menyebut tempat-tempat memancarnya cahaya Tuhan yang
benderang, ayat-ayat di atas seakan-akan menyampaikan pesan bahwa
manusia yang diciptakan Allah dalam bentuk fisik dan psikis yang
sebaik-baiknya akan bertahan dalam keadaan seperti itu, selama mereka
mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada para nabi tersebut
di tempat-tempat suci itu.
2. Manusia diciptakan dalam
bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya intuk melaksanakan fungsi
kekhalifahan, yakni beribadah kepada-Nya dengan membangun dunia ini
sesuai kehendak Allah.
3. Ada peranan orang tua dalam
kelahiran anak dan dalam kesempurnaan penciptaannya. Itu dipahami dari
penggunaan kata “Kami“ pada ayat 4 di atas. Karena itu, ibu bapak harus
berusaha mengikuti tuntunan yang berkaitan dengan kelahiran
pertumbuhan/pengembangan dan pendidikan anak-anaknya.
Inti Sari Kandungan Ayat 5-8
Ayat
5 melukiskan bahwa manusia yang telah diciptakan Allah dalam bentuk
yang sebaik-baiknya itu, akibat satu dan lain hal, dikembalikan Allah
akibat ulah manusia itu sendiri ke (tingkat) yang serendah-rendahnya.
Ayat 6 mengecualikan dengan menyatakan, tetapi orang-orang yang beriman
dengan keimanan yang benar dan membuktikan kebenaran imannya dengan
mengerjakan amal-amal yang saleh, maka bagi mereka secara khusus pahala
agung yang tiada putus-putusnya.
Jika demikian itu haknya,
yakni Allah member ganjaran dan balasan, maka ayat 7 dan 8 mengecam
para pendurhaka dengan menyatakan-maka apakah yang menyebabkanmu wahai
manusia durhaka mengingkari keniscayaan Hari Pembalasan sesudah jelasnya
keterangan-keterangan itu [7]. Bukankah Allah yang telah mencipta
manusia dalma bentuk yang sebaik-baiknya dan mengutus para nabi untuk
menunjuki manusia jalan lurus serta memberi balasan dan ganjaran yang
adil, bukankah DIa sebijaksana-sebijaksana dan seadil-adilnya
Hakam/Hakim Pemutus Perkara dan Pengatur segala sesuatu? [8]. Benar, Dia
adalah sebaik-baik Hakam!
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 5-8
1. Manusia mencapai tingkat yang setingi-tingginya (ahsan taqwim)
bila dia berhasil memadukan secara seimbang anatar kebutuhan jasmani
dna rohaninya, fisik dan jiwa. Bila dia hanya memerhatikan dan melayani
kebutuhan-kebutuhan jasmaninya saja, atau melayaninya secara tidak
seimbang, maka dia akan kembali atau dikembalikan kepada proses awal
kejadiannya, sebelum Ruh Ilahi itu menyentuh fisiknya.
2.
Kejatuhan manusia ke tingkat serendah-rendahnya itu adalah karena
ulahnya sendiri. Keterlibatan Allah dalam kejatuhan itu berkaitan dengan
sistem yang ditetapkan-Nya, di mana manusia lebih memilih jalan yang
ditempuhnya.
3.Allah adalah sebaik-baiknya hakam, yakni
semua ketetapan-Nya mengandung hikmah-termasuk penciptaan manusia.
Karena itu, tidak mungkin Dia mempersamakan antara yang taat dengan yang
durhaka. Tidak mungkin pula Dia membiarkan mereka tanpa balasan. Karena
itu sungguh mengherankan jika ada yang meragukan adanya Hari
Pembalasan.
sumur : bukuwajah :v
Senin, 18 Agustus 2014
Tugas
0 Response to "Tafsir Surat At-Tin"
Posting Komentar