Alhamdulillahi nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu, wa na’udzu
billahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiati a’malinaa. Man yahdillahu
fahuwal muhtadi wa man yudlil falan tajidalahu waliyyan mursyidan.
Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah.
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Marilah selalu kita bertakwa kepada Allah Swt., dalam arti yang
sebenar-benarnya. Bukan hanya ucapan, melainkan takwa yang diwujudkan
dalam perkataan dan perbuatan, dengan senantiasa menjalankan semua
perintah Allah Swt., dan menjauhi segala larangan-Nya, dalam keadaan
ramai ataupun sepi. Sungguh beruntung orang yang bertakwa, beruntung di dunia dan bahagia di akhirat.
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Sesungguhnya manusia memiliki kewajiban menjaga kehidupan dirinya sendiri dan kehidupan orang
yang menjadi tanggung jawabnya. Yaitu member nafkah setiap hari berupa
makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan lainnyayang perlu dicukupi,
sesuai dengan kemampuanyang ada. Akan tetapi darimana kebutuhan nafkah
bisa diperoleh kalau kita tidak bekerja sambil mengharap rahmat Allah Swt.? Bekerja yang kita lakukan namanya ikhtiar.
Oleh sebab itu, marilah kita rajin dalam berusaha dan bekerja. Bekerja apa saja asal dengan jalan yang benar dan halal.
Misalnya, berusaha dan bekerja di bidang pertanian, perdagangan,
menjadi buruh atau menjadi pegawai, menjadi pengusaha dalam bidang jasa
dan sebagainya. Kalau bidang-bidang itu telah kita usahakan, akan tetapi
belum berhasil, kita tidak boleh putus asa. Kita harus mencari jalan
lain sehingga Allah Swt., member jalan kelapangan bagi kita. Rasulullah
Saw., telah bersabda :
“Carilah rezeki oleh kamu sekalian di dalam tumbuh-tumbuhan bumi.” (HR. Abu Ya’la, Thabarani dan Baihaqi dari Aisyah)
Dalam hadist lain Rasulullah Saw bersabda :
“Carilah
segala kebutuhan disertai dengan kebesaran jiwa karena setiap perkara
itu berjalan bersama-sama dengan takdir (ketentuan).” (HR. Ibnu Asyakir dari Abdullah bin Bisyr).
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Jadi
bekerja itu merupakan perbuatan terpuji, bahkan termasuk amalan takwa
jika kita mengetahui cara-caranya. Itulah sebabnya orang-orang yang
shaleh dan para Nabi pada masa hidupnya tidak pernah melupakan bekerja
untuk nafkah keluarganya. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Daud As.,
beliau setiap hari tekun membuat pakaian dari besi, lalu dijual kepada
kaumnya. Dari hasil itu beliau gunakan untuk mencukupi kebutuhan
dirinya, keluarganya, dan untuk menegakkan agama Allah.
Rasulullah
Saw., dalam sejarahnya juga termasuk orang yang giat bekerja. Pada
mulanya beliau bekerja menggembala kambing milik pamannya. Setelah
beliau menginjak usia muda, beliau berdagang menjajakan dagangan Siti
Khadijah. Kemudian setelah dewasa dan memperoleh pangkat kenabian,
beliau bekerja lewat perjuangan memerangi orang-orang kafir yang
menentang agama Islam. Dari peperangan itulah beliau mendapat harta
rampasan perang yang kemudian beliau mendapat bagian darinya.
Imam
Ahmad bin Hanbal juga mengatakan, bahwa para sahabat Rasulullah Saw.,
berdagang di daratan dan di lautan, serta mengola kebun kurma.
Rasulullah Saw., bersabda :
“Seseorang tidak makan yang lebih baik dari makanan yang ia hasilkan dari pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud As., makan dari hasil pekerjaan tangannya.” (HR. Imam Bukhari)
Lalu
bagaimana cara-cara bekerja yang baik dan diridhai oleh Allah, sehingga
pekerjaan itu termasuk ibadah yang mendapatkan pahala ? Caranya ialah :
1.
Setiap akan berangkat bekerja, niatkanlah untuk beribadah, mencari
nafkah demi mencukupi kebutuhan keluarga. Sebab, segala sesuatu
tergantung pada niatnya. Rasulullah Saw., bersabda :
“Sesungguhnya
semua amal itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap
orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya
itu menuju kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya pun sampai kepada
Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya itu menuju kepada dunia yang
bakall diperolehnya, atau kepada wanita yangbakal dinikahinya, maka
hijrahnya itu sebatas pada apa yang ia hijrahi. “ (HR. Bukhari dan
Muslim)
2. Mencari pekerjaan yang halal
dan diridhai Allah. Meskipun hanya menjadi buruh tani atau penjual
minuman di pinggir jalan, atau menjadi pegawai rendahan, yang hasilnya
tidak seberapa, hal itu lebih baik dari pada menjadi Bandar kasino,
tukang tadah, perampok, koruptor dan sebagainya. Rasulullah Saw.,
bersabda :
“Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam.” (HR. Thabrani)
3.
Selalu bersyukur kepada Allah Swt., setiap memperoleh hasil meskipun
hasilnya sedikit. Jangan sekali-kali menggerutu apabila pekerjaannya
tidak memberikan hasil atau untung. Firman Allah Swt., di dalam al
Qur’an surah Ibrahim ayat 7 :
“Jika kalian semua bersyukur, niscaya
Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian ingkar,
ingatlah bahwa siksa-Ku sangat pedih.”
4. Jujur, karena kejujuran merupakan modal utama untuk mencapai kesuksesan. Rasulullah Saw. Bersabda:
“Kalian
wajib berlaku benar (jujur), karena sesungguhnya kebenaran itu selalu
bersama-sama dengan kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan ke surga. Dan
takutlah kalian dengan dusta, karena dusta itu selalu bersama-sama
dengan kejahatan, dan kejahatan itu tentu menunjukkan kepada neraka.”
Demikian
beberapa cara bekerja yang baik dan dirihai Allah Swt. Kalau cara-cara
itu bisa diamalkan oleh setiap orang yang bekerja maka dia bukan hanya
memperoleh hasil jerih payahnya saja, melainkan juga pahala dari
Allah-pun ia perolehnya karena apa yang ia kerjakan itu adalah ibadah.
Jamaah sidang jumat rahimakumullah,
Selain
apa yang telah diuraikan diatas, maka perlu kita ketahui pula bahwa di
dalam bekerja jangan sampai melupakanibadah wajib yang rutin harus
dikerjakan. Misalnya shalat 5 waktu atau shalat jumat, meskipun di saat
pekerjaan itu tidak boleh ditinggalkan atau dalam keadaan sibuk.
Justru
hal itu adalah ujian yang berat bagi kita. Karenanya hentikan pekerjaan
untuk sementara waktu, lalu tunaikan shalat dengan khusyu’, selanjutnya
selesaikanlah pekerjaan itu dengan baik. Itulah realisasi takwa dalam
bekerja, sebagaimana yang diisyaratkan Allah Swt dalam firman-Nya yaitu
dalam surah al-Jumuah ayat 10:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi , dan carilah karunia Allah dan
selalulah mengingat Allah supaya kamu beruntung.”
Jelaslah bahwa
bekerja memiliki nilai yang sangat luhur dan mendapat tempat tersendiri
di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Dengan bekerja telah memberikan makna
“keberadaan diri kita di hadapan Allah dan Rasul-Nya”. Bagi kita yang
telah menyadari makna bekerja, akan menghadirkan nuansa dan suasana
ketenangan batin yang didasarkan atas rasa keimanan kita kepada Allah
Swt.
Secara optimal kita bekerja, berarti kita telah menyiapkan diri
untuk menjadi yang terbaik. Secara tidak langsung kita telah menyadari
bahwa bumi dihamparkan bukan sekedar tempat kita menumpang hidup,
melainkan justru untuk kita olah sedemikian rupa agar mendapatkan
kehidupan yang lebih baik dan lebih berarti.
“Barang siapa yang di
waktu sorenya merasa kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya
sendiri, maka di waktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya.” (HR.
Thabrani dan Baihaqi)
Semoga Allah Swt., memberikan petunjuk kepada dalam bekerja sehingga pekerjaan kita selalu diwarnai dengan ketakwaan. Amin.
Baarakallahu
lii walakum bil qur’anil ‘adzim wa nafa’anii wa iyyakum bil ayaati wa
dzikril hakim. Wa taqabbala minni waminkum tilawatahu innahu huwas
sami’ul ‘alimm. Wa qul rabbighfir warham wa anta khairur rahimin.
sumber
Selasa, 13 Januari 2015
0 Response to "contoh khutbah jumat "pola hidup sederhana""
Posting Komentar